Almarhumah menghembuskan napas terakhirnya setelah mendapatkan perawatan selama 2 minggu di rumah sakit di Medan, Kamis (10/3/2022).
"Kejadiannya dua minggu yang lalu (24/2/2022)," kata M. Anugerah kepada wartawan. M. Anugerah merupakan putera sulung SZ.
Menurut Anugerah, kejadian yang dialami korban berawal ketika makan mi sop. Ketika sedang menyantap makanan berkuah itu, ibunya merasakan sesuatu mengganjal di tenggorokannya.
Setelah disadari, ternyata, gigi palsu graham bagian atas secara tak sengaja tertelan. Melihat kejadian tersebut, mereka mencoba membantu mengeluarkan gigi tersebut dengan cara memukul-mukul pundak ibunya itu. Dan, memberikan air putih hangat.
Namun, usaha tersebut tak berhasil. Pada hari itu juga, keluarga membawa SZ ke rumah sakit di Medan. "Awalnya ke RS Mitra Sejati. Lalu pindah ke RSUP Adam Malik," beber Anugerah.
Hanya saja, kata Anugerah, sesuai dengan hasil tes Swab, SZ terpapar COVID-19. Akibatnya, operasi untuk mengambil gigi palsu yang tersangkut itu urung dilakukan.
"Hasilnya positif. Tapi keluarga tidak pernah ditunjukkan hasil swabnya. Karena alasan COVID inilah penanganan ke orang tua kami lama. Sampai ada dua kali penundaan operasi. Sudah parah, hampir dua minggu. Kondisinya semakin lemah setelah dioperasi itu,” kata dia.
Menurut Anugerah, keluarga mengaku kesal atas pelayanan rumah sakit. Mereka menilai, pihak rumah sakit lamban dan melakukan operasi kepada pasien ketika dalam kondisi lemah.
Saat ini, SZ telah dimakamkan di kampung halamannya di Desa Punggulan Dusun VI Kecamatan Air Joman Kabupaten Asahan, Kamis (10/3/2021) malam, dengan standar protokol COVID-19. (ismanto/mm)