Wagubsu Musa Rajekshah menghadiri pengukuhan Pengurus Himpunan Telangkai Pelestari Adat Melayu (HITPAM) Sumut di Istana Maimun, Medan, Sabtu (30/7) malam. (foto/ist) |
Gadis jelita ditepi pantaiDitegur mesra seorang pemudaWahai sahabat saya telangkaiMari kita berpantun ria!
Dalam acara adat perkawinan Melayu, Telangkai menjadi tokoh adat sekaligus tokoh agama yang memberikan nasihat melalui seni pantun. Setiap bait pantun yang disampaikan terdapat makna dan kiasan yang berisikan panduan dan pesan moral dalam menjalani kehidupan.
“Pantun memiliki keistimewaan dalam budaya Melayu. Tradisi Pantun juga sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya oleh UNESCO, jadi ini harus kita jaga dan lestarikan. Telangkai menjadi salah satu yang paling berperan untuk memasyarakatkan pantun-pantun ini,” ujar Ijeck, sapaan Musa Rajekshah.
Hadir dalam acara Ketua Umum Majelis Adat Melayu Indonesia (MABMI) TYT Dato’ Seri Syamsul Arifin, Sultan Serdang Tuanku Ahmad Tala’a Syaiful Alamsyah, Sultan Asahan Tuanku Kamal Abraham Abdul Jalil Rahmadsyah, Pembina HITPAM Syahlan Asmar, Ketua Umum HITPAM Sumut Tengku Ismail.
Selain pantun, Ijeck berharap keaslian budaya Melayu harus terus dijaga, di antanranya tari-tarian, pakaian adat, makanan dan lainnya.
“Kalau bisa adat istiadat ini yang asli itu dipertahankan, ikuti zaman berkreativitas mengkombinasi warna baju dan lainnya boleh saja, tapi yang asli perlu sering-sering juga dipertunjukkan. Kalau tak tahu adat tak seperti ini persaudaraan kita, maka menjaga keaslian adat juga usaha kita menjaga kekompakan persaudaraan,” ujar Ijeck.
Ijeck mengaku apresiasi atas semua usaha pengurus HITPAM untuk menjaga dan melestarikan budaya Melayu termasuk rencana membuat buku yang berisi budaya khas asli Melayu. “Ini sangat baik agar ke depan generasi penerus bisa memiliki panduan dan budaya asli ini tak tergerus zaman,” ujar Ijeck.
Sementara itu, Dato’ Seri Syamsul Arifin menyampaikan ucapannya kepada Wakil Gubernur Sumut yang telah mendukung penuh HITPAM, dukungan Ijeck dan kehadiran HITPAM diharap bisa menaikkan marwah Budaya Melayu.
“Telangkai ini kalau saya menyampaikan nasihat, saya seperti mengajari ikan berenang. Tapi saya mau sampaikan, kalau apa yang disampaikan Pak Ijeck saya sudah lama memendam, katanya jangan jadikan Medan ini seolah-olah kita tamu di rumah sendiri. Jangan ceritakan perpecahan kita di luar, sedang tak diceritakan pun ada saja orang mau memecahkan kita. Kehadiran Telangkai dan Ijeck di sini menaikkan marwah Melayu,” ujarnya. (jumhana)