Agincourt Resources Ukir Peradaban Baru di Hutan Mangrove Tapteng

Sebarkan:
Hutan Mangrove Kalangan Indah, Tapteng. (foto:mm/ist)

Penulis : Jhonny Simatupang

KETERLIBATAN PT Agincourt Resources (PTAR) dalam penanaman mangrove di Kelurahan Kalangan Indah, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, menghidupkan harapan bagi warga daerah. Sisi kelam yang tersemat kepada daerah itu selama ini diharapkan bisa hilang ditelan air laut dan akar pepohonan mangrove yang tumbuh.

Kelurahan Kalangan Indah di Kecamatan Pandan, merupakan salah satu tempat penanaman 30.000 bibit Mangrove dan penaburan 20.000 bibit kerang di atas lahan 10 hektar oleh PT Agincourt Resources (PTAR) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kelompok Tani Hutan (KTH) Mandiri Lestari Tapanuli Tengah baru-baru ini.

Titik penanaman bibit mangrove serta penaburan benih kerang oleh PT Agincourt Resources (PTAR) di Kelurahan Kalangan Indah ini, selama ini dikenal dengan nama Km 14. Di era 1990-2000-an, Km 14 yang berada di Jalan Lintas Pandan-Padangsidempuan dengan batas wilayah Kelurahan Hajoran,Kecamatan Pandan dan Desa Aek Garut, Kelurahan Sipange, Kecamatan Tukka ini, dulunya merupakan daerah kelam. 

Di daerah Km 14 ini kala itu, berdiri sejumlah tempat hiburan malam yang menyajikan live musik, minuman keras (miras), dan pelayan-pelayan sexy. Berawal dari tempat ini juga lah berdiri sejumlah tempat-tempat hiburan malam lainnya di Kabupaten Tapanuli Tengah, salah satunya di Desa Aek Garut, Kelurahan Sipange, Kecamatan Tukka, yang berada hanya seratusan meter dari Km 14 ini.

Bah Sodom dan Gomora di dalam sejarah agama Islam dan Kristen yang binasa karena maksiat, Km 14 ini juga pada masa itu nyaris saja musnah dilalap si jago merah. Salah satu bangunan hiburan malam di sana terbakar hingga menimbulkan korban jiwa. 

Namun, seperti kata Heracletos, Filsuf Yunani, yang menggambarkan bahwa tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu atau “Nothing Indurence But Change”, demikian yang terjadi terhadap Km 14. 

Seiring waktu tepatnya sekitar 10-15 tahun lalu, masa glamour penuh dosa Km14 ini hilang ditelan bumi. Namun Riswan Simbolon (63), putra kelahiran Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah yang sudah bermukim di Kelurahan Kalangan Indah selama 36 tahun, menaruh harapan besar program ekowisata di hutan mangrove Kalangan Indah bisa terwujud. Riswan ingin noda hitam Km 14 Kalangan Indah benar-benar hilang dengan terukirnya peradaban baru. 

“Semoga program ekowisata hutan mangrove di Kalangan Indah ini terwujud. Terlebih sudah didukung oleh PT Agincourt Resources (PTAR). Sebagaimana kita ketahui, PT Agincourt Resources (PTAR) sendiri selama ini begitu intens terhadap pembangunan lingkungan berkelanjutan di sekitar lingkar tambang,” ungkap Riswan.

Harapan Riswan, pria ujur yang kala itu bekerja sebagai karyawan di pabrik kilang pengolahan kayu milik pengusaha Windiuno dan tinggal di sekitar hutan mengrove di Kalangan Indah bersama lima orang anaknya dan istrinya boru Simamora yang sudah almarhumah ini cukup beralasan, selain untuk menghilangkan noda hitam Kalangan Indah yang dulunya sangat dikenal dengan sebutan Km 14, tak lain karena banyaknya warga Kelurahan Kalangan Indah, khususnya yang tinggal di sepanjang Km 14, termasuk warga tetangga Kelurahan Kalangan Indah yang juga bermukim di sekitar hutan mangrove, yakni Desa Aek Garut, memiliki kehidupan perekonomian yang kurang menguntungkan. Rerata pekerjaan warga Kalangan Indah dan Aek Garut adalah nelayan dan buruh bangunan.

Berdasarkan data kependudukan dari Kelurahan Kalangan Indah, sebanyak 60 persen penduduk Kelurahan Kalangan yang dihuni sekitar 400 Kepala Keluarga (KK) tercatat sebagai nelayan. 15 persen lainnya adalah buruh bangunan, dan sisanya pedagang, serta lainnya. 

“Kalau kita lihat memang, tidak ada hasil alam yang bisa diandalkan dari daerah Kalangan Indah ini karena kondisi topografi dan geografinya yang dikelilingi hutan mangrove (bakau) dan perbukitan. Sehingga rata-rata warga yang tinggal di Kelurahan Kalangan Indah termasuk Desa Aek Garut, bekerja sebagai nelayan ke tempat lain dengan penghasilan yang terbatas,” ucap Lurah Kalangan Indah, Haradongan Sianturi. 

Haradongan secara pribadi mengakui bahwa Km 14 dulunya cukup terkenal di Kabupaten Tapanuli Tengah, termasuk di daerah tetangga Kota Sibolga dan bahkan luar daerah karena kehidupan malamnya. Haradongan sebagai pemimpin di wilayah Kelurahan Kalangan Indah pun juga sangat berharap program ekowisata di hutan mangrove di Kelurahan Kalangan Indah dan sekitarnya benar-benar terlaksana untuk menambah income/pendapatan masyarakat Kelurahan Kalangan Indah. 

“Maka itu, kita sangat berterima kasih kepada pihak-pihak terkait yang ingin mewujudkan program ekowisata di Kalangan Indah ini, terutama kepada PT Agincourt Resources (PTAR) yang turut langsung mendukung program itu. Apalagi lagi dalam waktu dekat ini, pemerintah dari Dinas Kelautan dan Perikanan (KP) Tapanuli Tengah kabarnya akan melakukan kembali penanaman sejumlah bibit mangrove di wilayah Kelurahan Kalangan Indah dan sekitarnya ini,” imbuh Haradongan.

Komitmen PT Agincourt Resources (PTAR),pengelola tambang emas martabe, terhadap lingkungan memang tidak dapat dipungkiri. Perusahaan pertambangan emas dan perak yang beroperasi sejak 24 Juli 2012 silam ini terbukti berhasil menjadikan beberapa lingkungan lingkar tambang menjadi emas.

Sehingga tak ayal, Pengelola Tambang Emas Martabe diganjar peringkat Emas dalam ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2022 dan memboyong 10 penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2022 karena dinilai membuktikan komitmen perusahaan ini dalam membangun bisnis berbasis prinsip lingkungan.

Penghargaan ASRRAT 2022 yang digelar ke-18 kalinya oleh National Center Sustainability Report (NCSR) itu tidak tanggung-tanggung karena diikuti 50 perusahaan, termasuk dari Bangladesh, Filipina, Australia, dan Rusia.

Peringkat Emas ASRRAT 2022 yang diraih oleh PTAR sendiri mengkonfirmasi bahwa Laporan Keberlanjutan perusahaan itu mengacu dan sesuai Global Reporting Initiative (GRI) Standards serta program-program yang dijalankan sudah selaras Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 

Bahkan sebelumnya juga, pada ajang CSR Indonesia Award 2018, PTAR berhasil meraih total lima penghargaan. Kelima penghargaan tersebut mewakili lima program tanggung jawab sosial unggulan perusahaan ini yang secara konsisten dikelola dan ditujukan tak hanya bagi masyarakat di desa-desa lingkar tambang, tapi juga masyarakat se-Sumatera Utara.

Dan berlanjut 2019, PTAR juga memborong 10 penghargaan untuk 10 program pemberdayaan masyarakat di ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2019. Program pemberdayaan masyarakat yang diusung oleh PTAR ini dilakukan dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Serta 2020, PTAR berhasil memboyong empat penghargaan diajang bergengsi Penerapan Kaidah Teknik pertambangan Yang Baik/Good Mining Practices (GMP) Award 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Penggelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan ini bahkan berhasil meraih peringkat tertinggi bersimbol emas, yakni Penghargaan Aditama, pada Aspek Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan kelompok badan usaha pemegang Kontrak Karya (KK) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) komoditas mineral. 

Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio mengatakan, penanaman mangrove merupakan kontribusi PTAR dalam membentuk ekosistem wilayah pesisir di Tapanuli Tengah. Ekosistem mangrove sebagai salah satu penopang ekosistem wilayah pesisir diharapkan dapat menjadi area mencari makan, memijah, dan tempat berkembang biaknya berbagai jenis ikan dan udang, sekaligus habitat alami berbagai jenis fauna. 

"Kami juga berharap aksi tanam mangrove dapat membuka peluang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal," katanya.

Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio, pun meyakini pendekatan holistik dan multi-stakeholder untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan dapat memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis serta berkontribusi pada berbagai pencapaian Tujuan Keberlanjutan.

Hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan Direktur Hubungan Eksternal PTAR, Sanny Tjan. Menurut Sanny, PTAR sebagai pertambangan emas berkelas dunia dan menerapkan bisnis yang berkelanjutan, sudah memenuhi seluruh kewajiban oleh pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan lingkungan. Seperti pengelolaan air, tailings, pemantauan udara, hingga rencana penutupan tambang yang aman dan stabil. (*)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba. 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com