Kapala Seksi Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan, Faisal B. Aritonang. (foto:mm/awal yatim) |
Demikian dikatakan Kapala Seksi Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan, Faisal B. Aritonang saat ditemui medanmerdeka.com diruang kerjanya, Rabu (10/5/2023) siang
"Sampai saat sekarang ini, Syahbandar Perikanan tidak akan pernah menerbitkan surat persetujuan berlayar (SPB) terhadap kapal-kapal ikan yang dokumen kapal ikannya tidak lengkap dan kapal ikan yang mengunakan alat penangkap ikan yang dilarang," jelas Faisal.
Dikatakan Faisal B. Aritonang, SPB merupakan dokumen negara yang dikeluarkan oleh syahbandar kepada setiap kapal ikan diatas 5 groston ((GT) yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan. Setelah kapal ikan tersebut memenuhi persyaratan kelaikalutan kapal dan kewajibannya.
"Intinya SPB akan diterbitkan, apa bila kapal perikanan itu telah memiliki surat laik oprasional (SLO) yang dikeluarkan oleh PSDKP Belawan," jelas Faisal.
Selain itu juga, kata Faisal B. Aritonang, pihak Syahbandar Perikanan tidak akan mempersulit pengusaha Perikanan dalam kepengurusan SPB.Bahkan setelah terbitnya SPB tersebut, maka kapal perikanan itu akan mendapatkan surat rekomendasi untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Dengan syarat kapal perikanan di bawah 30 GT.
"Dalam pengurusan SPB, Syahbandar Perikanan tidak pernah mengutip biaya apa pun. Gratis. Kita juga memberitahukan kepada pengusaha perikanan, apa bila surat-surat mereka tidak lengkap dan untuk segera melengkapinya. Apa bila mengunakan alat tangkap ikan yang dilarang, kita juga memberitahukan agar merubah alat tangkap tersebut. Sehingga kapal ikan dapat berlayar untuk menangkap ikan. Itu lah tugas kita sebagai pelayanan kepada masyarakat," ungkap Faisal.
Ketika ditanya tentang adanya isu, bahwa Syahbandar Perikanan selalu mempersulit dalam pengurus SPB, Faisal B. Aritonang membantahnya. Karena Selagi pihak pengusahan maupun pemilik kapal perikanan dapat menunjukan kelengkapan izin dan dokumen kapalnya. Pihak syahbandar tetapi melayaninya.
"Salah kita, kalau pemilik atau pengusaha perikanan memiliki izin dan dokumen kapal yang lengkap lalu kita tidak menerbitkan SPB nya. Jelasnya, pihak Syahbandar Perikanan tidak akan menerbitkan SPB yang izin kapalnya tidak lengkap atau telah mati. Apa kapal ikannya mengunakan alat penangkap ikan yang dilarang negara" tutup Faisal. (awal yatim)