MEDAN (MM) - Animo masyarakat terhadap kendaraan listrik kini terus meningkat. Berbagai pertanyaan tentang kendaraan listrik pun tak henti-hentinya diperbincangkan, mulai dari harga, pemeliharaan, sparepart dan tentu saja terkait tempat penggantian baterainya.
Saat ini, pembahasan mengenai polusi udara juga sedang hangat diperbincangkan. Penggunaan kendaraan listrik menjadi pilihan tepat untuk membantu mengurangi polusi udara akibat penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak.
Untuk itu PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara menambah lokasi swap poin . Lokasi swap poin Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (SPKLBB) di PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, kemarin.
General Manager PLN UID Sumatera Utara, Awaluddin Hafid menyampaikan PLN terus mendukung upaya pemerintah mengurangi emisi melalui penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dengan membangun infrastruktur yang memadai di Sumatera Utara. Ini merupakan langkah strategis perseroan untuk tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi sekaligus mendorong transformasi energi nasional.
“Antusiasme masyarakat di Sumatera Utara sangat tinggi dalam menggunakan kendaraan listrik. Dengan bertambahnya swap poin ini, maka Kabupaten Deli Serdang sudah memiliki 2 lokasi yaitu di PLN ULP Tanjung Morawa dan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Lubuk Pakam. Untuk itu, PLN siap mendukung penuh dengan mempersiapkan infrastruktur yang memadai, sehingga masyarakat tidak ragu untuk beralih ke kendaraan listrik,” kata Awaluddin.
Salah Satu pengendara Motor listrik bernama Siti yang ditemui saat penukaran baterai di PLN ULP Tanjung Morawa mengaku senang dengan adanya swap poin di tanjung morawa. Dengan adanya swap poin ini menjadi lebih mudah dan cepat dalam melakukan mengganti baterai.
“Dengan adanya swap poin di tanjung morawa, saya tidak perlu khawatir jika kehabisan baterai saat melakukan aktivitas sehari – hari. Proses penggantian baterai juga sangat mudah melalui aplikasi PLN Mobile,” Ungkap Siti.
Awaluddin menjelaskan beralih ke kendaraan listrik menjadi alternatif mengingat sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon di Sumatera Utara.
“Jika kita bandingkan emisi yang di hasilkan kendaraan listrik dengan kendaraan berbahan bakar minyak 1 liter kendaraan berbahan bakar minyak setara dengan 1,2 kWh listrik. 1 liter bahan bakar minyak menghasilkan emisi karbon sebesar 2,4 kg CO2e, sedangkan emisi karbon 1,2 kWh listrik setara dengan 1,3 kg CO2e. Dari perhitungan tersebut dapat diartikan menggunakan kendaraan listrik dapat mengurangi sekitar 50 persen emisi karbon.
Perlu diketahui, sektor transportasi menjadi salah satu penghasil emisi yang besar di Indonesia. Pada tahun 2020 emisinya 280 juta ton CO2e. Jika tidak ada perubahan, diperkirakan pada tahun 2060 emisinya mencapai lebih dari 1 miliar ton CO2e per tahun.(Ahmad Rizal)