![]() |
Monumen Perang Dunia II hingga kini berdiri megah di Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba. (foto:mm/Nimrot) |
PORSEA sebagai ibu kota Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyimpan sejumlah cerita menarik. Wilayah ini dulunya pernah menjadi pusat perdagangan bagi masyarakat tiga kabupaten, meliputi Tapanuli Utara (Taput), Humbang Hasundutan (Humbahas) dan Kabupaten Samosir.
Disamping itu, Porsa menyimpan sejarah menarik semasa perang dunia II. Hal itu dibuktikan dengan dibangunnya monumen Dinas Pariwisata Provinsi Sumatra Utara di tepi Sungai Asahan (Sungai Toba/red).
Kejayaan Kota Porsea dapat kembali bila dilakukan pembenahan pembangunan bantaran (sepadan) Sungai Toba dan pemugaran monumen perang dunia II untuk dijadikan wisata sejarah yang baru melalui kolaborasi BUMN (Inalum dan PJT I) sebagai pemanfaat dan pengelola sumber daya air di sungai Porsea dengan Pemerintah Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara untuk menambah obyek wisata selain Pantai Pasir Putih Parparean.
Sejenak mundur untuk mengetahui sejarah yang dialami Kota Porsea kala itu. Sekitar tahun 1942 saat terjadi perang dunia II jembatan yang membentang di Sungai Toba menjadi perebutan pasukan Belanda dan Jepang, sebab jembatan sangat vital untuk sarana transportasi darat untuk pasokan logistik dan sembako, akibat dari pertempuran tidak sedikit korban yang tewas.
Kemudian, hal yang paling terkenal untuk kota Porsea, hampir seluruh masyarakat Batak mengetahuinya dengan sebutan Onan Godang (Onan Tombis) pusat pasar yang diadakan sekali dalam seminggu tepatnya di hari Rabu hingga saat ini masih dilaksanakan.
Janner Manurung (66) warga Kelurahan Porsea, Kecamatan Porsea menuturkan pada Minggu (19/11/2023) kala itu sekitar tahun 1980 kebawah saat Kabupaten Tapanuli Utara masih belum dimekarkan menjadi empat Kabupaten yaitu, Kabupaten Toba, Humbahas dan Samosir masyarakat empat kabupaten bertransaksi jual beli di Kota Porsea.
"Kota Porsea sangat ramai dipadati penjual dan pembeli, tepian sungai yang menyatu dengan Danau Toba dipadati perahu yang mengangkut masyarakat yang akan melakukan transaksi jual beli. Padatnya kunjungan membuat setiap orang saling bersentuhan maka dinamakan Onan Tombis (pasar orang bersentuhan). Selain itu pasar ini sering menjadi tempat untuk mencari jodoh bagi kawula muda," imbuhnya mengenang.
![]() |
Sungai Asahan atau disebut sungai Toba menyisahkan sejumlah jejak sejarah bagi masyarakat. (foto;mm/nimrot) |
Alangkah bagusnya jika dipinggiran (sepadan) sungai di bangun joging track sebagai tempat santai wisatawan dan dapat juga dijadikan lokasi wisata memancing bagi pengunjung tentu akan menghidupkan pariwisata di Kabupaten Toba, khususnya di Kecamatan Porsea, pungkasnya Janner menyarankan.
Menanggapi saran dari masyarakat Kota Porsea dan sempat tercetus dari pimpinan di Simangkuk yaitu Mahendra Sitinjak akan menata sepadan, Direktur Operasional PJT I , Milfan Rantawi menerangkan, yang dinyatakan Mahendra tidak salah, tetapi sebagai perum bukan kewajiban untuk pembangunan pariwisata karena pariwisata termasuk dalam dunia bisnis, sementara kita bergerak di bidang konservasi bukan di bidang benefit dan profit dalam dunia usaha.
"Namun sepanjang ada dampak peningkatan ekonomi masyarakat dari pembangunan tersebut kita dukung, tetapi tidak menyerap dana kebutuhan operasi kami di Sungai Toba dengan kata lain bisnisnya layak," kata Milfan
Lanjut dia, pariwisata membutuhkan stokeholder yang banyak memenuhi unsur pemerintahan, masyarakat dan dunia usaha termasuk investor sedangkan tugas Tirta adalah, menjaga kelestarian dan mengamankan sumber air dan prasarana SDA, konservasi SDA dan pengendalian daya rusak air serta pemeliharaan darurat sumber air dan penggelontoran pemeliharaan sungai.
Kendati demikian tidak tertutup kemungkinan menjalin kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Toba untuk melakukan penataan, sepanjang yang dikerjakan Perum Jasa Tirta tidak melanggar dari koridor tugas dan fungsi keberadaan Jasa Tirta I di Kawasan Danau Toba.
“Kita tunggu saja usulan dari Pemkab Toba, kolaborasi berbentuk apa yang diminta untuk meningkatkan ekonomi melalui pariwisata dengan penataan sepadan," pungkas Direktur Operasional PJT I. (Nimrot)