Puing-puing bangunan rumah keluarga Purba yang terlihat rata dengan tanah. (foto:mm/jhonny simatupang) |
Tidak ada korban jiwa dan penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak yang berwenang. Namun kuat dugaan api berasal dari korsleting listrik rumah.
“Itu (dari korsleting listrik) menurut dugaan saya, karena memang ada charger HP yang nyangkut di colokan listrik rumah selama ini. Mungkin karena lama, sehingga charger tersebut panas dan terbakar,” ungkap korban K Purba, 45, pemilik rumah yang terbakar.
Purba bersama istrinya br Pasaribu dan tiga orang anaknya pada saat peristiwa itu sedang tidak berada di rumah. Purba bersama istri dan dua anaknya saat itu sedang melaksanakan ibadah minggu di gereja mereka yang berjarak kurang lebih 100 meter dari rumah mereka. Sementara satu orang anaknya yang perempuan sedang bermain di tempat lain.
Purba mendapat kabar bahwa rumah mereka terbakar saat itu langsung keluar dari gereja bersama-sama dengan istri dan dua anaknya yang sedang beribadah. Padahal Purba saat itu sedang bertugas melayani di gereja.
Namun Purba dan istrinya saat di lokasi tak kuasa menahan emosi melihat peristiwa itu. Selain tidak berdaya untuk memadamkan api, mereka juga tidak berdaya untuk menyelematkan harta benda mereka, karena api yang sudah hampir membakar seluruh rumah mereka. Purba dan istrinya cuma bisa pasrah melihat api melahap rumah dan semua isi rumah mereka.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) Sibolga yang datang ke lokasi pun bahkan tidak mempunyai kuasa untuk memadamkan api yang sudah membakar seluruh bangunan rumah.
"Yang bisa kami dapatkan dari puing-puing rumah itu hanya kompor gas, dan itu pun isinya ikut habis," pungkas Purba.
Purba kini hanya bisa berharap bantuan pemerintah dan orang-orang untuk bisa kembali membangun rumah mereka yang terbakar. Maklum, kesehariannya Purba hanya seorang petani kecil, sementara istrinya bekerja lepas di rumah-rumah orang. (jhonny simatupang)