Ahmad Yuda, pelaku pembunuhan istri di Batam. (Alamudin Hamapu/detikSumut) |
"Motif pembunuhan yang dilakukan Ahmad Yuda (suami korban), pelaku tidak mendapatkan dukungan maju Bupati Tapsel, Sumatera Utara," kata Kapolresta Barelang Kombes Nugroho Tri Nuryanto, seperti dilansir detikSumut, Rabu (15/11/2023).
Polisi menyebut korban sempat cekcok dengan suaminya. Pelaku lalu memukul korban dengan tangan dan lesung hingga korban tergeletak. Kemudian pelaku meninggalkan korban yang dianggapnya sudah tewas di ruang tamu.
Setelah menganiaya korban, pelaku pergi ke sebuah hotel di kawasan Batu Aji. "Ternyata di hotel tersebut pelaku Ahmad Yuda menemui selingkuhan," ujarnya.
Sehari setelah pemukulan, pelaku Ahmad Yuda kemudian kembali ke rumah tersebut untuk mengecek kondisi korban. Saat dilihat, kondisi korban ternyata masih hidup.
"Jadi saat di cek pada Kamis (2/11), ternyata korban masih hidup karena korban bergeser dari posisi sebelumnya. Kemudian pelaku memastikan lagi dengan api korek. Korban masih bergerak, kemudian pelaku menikam korban dengan pisau," ujarnya.
Pada hari ketiga, Jumat (3/11), pelaku Ahmad Yuda kembali mendatangi TKP dengan selingkuhannya. Saat itu keduanya memindahkan jenazah korban ke dalam kamar tidur. Pelaku membuat skenario bahwa korban tewas terbakar.
"Pelaku dan selingkuhannya yang masih DPO mengangkat tubuh korban ke kamar. Kemudian membeli tabung gas dan bensin dan membuat skenario kebakaran," ujarnya.
Kronologi Pembunuhan
Tetty Rumondang Harahap eks Direktur RSUD Padang Sidempuan, Sumatera Utara (Sumut), ditemukan tewas di dalam rumah di kawasan Perumahan Muka Kuning Indah, Kelurahan Buliang, Batu Aji, Kota Batam.
Sebelumnya disebut, motif pembunuhan yang dilakukan suaminya, Ahmad Yuda, bukan karena cemburu, namun karena tak direstui maju sebagai calon Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumut.
"Motif pembunuhan yang dilakukan Ahmad Yuda (suami korban) karena pelaku tidak mendapatkan dukungan maju Bupati Tapsel, Sumatera Utara," kata Kapolresta Barelang, Kombes Nugroho Tri Nuryanto, Rabu (15/11/2023).
Polisi mengungkap kronologi pembunuhan eks dirut RSUD Padang Sidimpuan tersebut. Mulanya Nugroho menyebut korban sempat cekcok. Pelaku lalu memukul korban dengan tangan dan lesung hingga korban tergeletak. Kemudian pelaku meninggal korban yang dianggapnya sudah tewas ruang tamu.
"Keributan dan pemukulan terhadap di ruang tamu pada Rabu (1/11). Setelah melihat korban tak bergerak, pelaku meninggalkan korban," sebutnya.
Polisi juga mengungkapkan usai menganiaya korban, pelaku pergi ke sebuah hotel di kawasan Batu Aji. Ternyata di hotel tersebut pelaku Ahmad Yuda menemui selingkuhan," ujarnya.
Sehari setelah pemukulan pelaku Ahmad Yuda kemudian kembali ke rumah tersebut untuk mengecek kondisi korban. Saat dilihat, kondisi korban ternyata masih hidup.
"Jadi saat di cek pada kamis (2/11) ternyata korban masih hidup, karena korban bergeser dari posisi sebelumnya. Kemudian pelaku memastikan lagi dengan api korek, korban masih bergerak kemudian pelaku menikam korban dengan pisau," ujarnya.
Pada hari ketiga, Jumat (3/11) pelaku Ahmad Yuda kembali mendatangi TKP dengan selingkuhannya. Saat itu keduanya memindahkan jenazah korban ke dalam kamar tidur
"Pelaku dan selingkuhannya yang masih DPO mengangkat tubuh korban ke kamar. Kemudian membeli tabung gas dan bensin dan membuat skenario kebakaran," ujarnya.
Pelaku kemudian mengambil harta benda korban seperti sertifikat rumah, tanah serta dompet berisikan ATM. Pelaku kemudian melarikan diri ke Jakarta.
"Jadi pelaku dari TKP ke bandara menggunakan taksi online. Nah saat terburu-buru ke Jakarta handphone dan dompet korban tertinggal di taksi online. Ini yang jadi petunjuk kami untuk mengetahui pelaku," ujarnya.
Pelaku diketahui melarikan diri ke Jakarta kemudian ke Palembang, Jambi dan akhirnya ditemukan polisi di Pekanbaru Riau. Pelaku saat itu hendak melarikan diri ke Medan, Sumatera Utara. "Pelaku diamankan di terminal bus di Pekanbaru saat akan berangkat ke Medan, Sumatera Utara," ujarnya.
Ahmad Yuda mengaku istrinya Tetty tak setuju ia maju Bupati jika kalah seluruh hartanya akan habis. Itu yang membuat dirinya emosi. "Dia bilang kalau uang Rp 50 miliar dipakai maka semua hartanya akan habis. Saya emosi karena sebelumnya dia setuju," ujarnya.(mm/dtc)