Kantor PLN UP3 Kota Binjai, Sumut. (foto/ist) |
BINJAI (MM) - Sempat dicopot sebagai Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Lubuk Pakam pasca tewasnya seorang pegawai PDKB karena kelalaian hingga akhirnya kesetrum, kini pejabat berinisial DS kembali menjabat.
Persis pada awal Mei 2024 lalu, DS kembali dipercaya pimpinan PLN Pusat untuk menduduki posisi sebagai Manajer PLN UP3 Binjai, jabatan setara yang dulu sempat diembannya.
Namun, meski sempat tak menjabat selama 7 bulan lebih, karakter DS sebagai pimpinan kabarnya tak berubah. Arogan dan ambisiusnya sebagai pimpinan yang kerap menekan anak buahnya demi target, masih saja dipertahankannya.
Isu yang berkembang, ia kerap memaksa jajarannya untuk bekerja maksimal. Ironisnya lagi, mereka (bawahannya) seolah dipaksa bekerja tanpa kenal lelah.
Hal itu pula yang kini mulai memicu keresahan di kalangan pegawai dan TAD khususnya yang bertugas di bagian penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL).
"Ya kan bapak itu dulu juga pernah tugas di UP3 Binjai. Jadi kami tidak heran. Tapi sekarang beliau sudah jadi manajer pula, ya semakin menjadi-jadiah. Tapi mohon jangan sebut-sebut identitas kami yang yang," bisik-bisik sejumlah pegawai dan TAD ketika ditemui di lapangan, Rabu (17/7/2024).
Menurut mereka, apa yang disampaikan DS memang bagian dari kinerja, hanya saja para pegawai dan TAD berharap ada toleransi dari pimpinannya untuk hal-hal tertentu.
"Misalnya saja kalau orang yang kita razia P2TL itu pejabat penting, tentu kita harus memikirkan jangan sampai terjadi benturan atau konflik. Tapi ini justru tidak dipahami Bapak itu (DS), sementara beliau pimpinan kita, tapi di satu sisi kita juga harus berfikir supaya tidak terjadi konflik di lapangan. Kita juga tidak berani melawan atau membantah perintah atasan. Sekarang dia main ancam saja kalau tidak sanggup angkat tangan," sesal sumber.
Hal lain yang membuat kesal, ketika anggota sudah berjibaku di lapangan dan melakukan tindakan tegas melakukan pemutusan listrik karena pelanggaran, tiba-tiba saja terjadi perdamaian setelah pelanggan membuat surat keberatan.
"Biasa ini pelanggan dari kalangan berpengaruh. Kita sudah berjuang di lapangan sampai ribut, eh begitu mereka ke kantor denda pelanggarannya bisa berkurang drastis, atau bahkan bisa dihilangkan alias nihil. Kan seperti sia-sia kerja kami, padahal di lapangan kita sudah konflik. Kenapa tidak sekalian saja kita disuruh mundur, tidak usah ditindak," urai sumber meluapkan kekesalannya.
Mereka berharap, terkait hal ini, bisa menjadi atensi General Manager PLN UID Sumatera Utara, Saleh Siswanto, agar seluruh pegawai dan TAD bisa bekerja nyaman tanpa ada rasa ketakutan.
"Kami hanya bisa berharap ada perhatian Pak GM, supaya Pak DS itu tidak terlalu arogan dan main ancam-ancam saja kalau ada pegawai atau TAD yang dianggapnya tidak mampu. Hal ini juga yang kami dengar dari pegawai di PLN UP3 Sibolga dan Lubuk Pakam saat beliau menjabat, ya nasib Kamilah sekarang yang di Binjai," keluh sumber menutup pembicaraan.(rasid)