Mandi di Mual Aek Batu Janji Matogu Bikin Rumah Tangga Harmonis

Sebarkan:
Mual Aek Batu (Sumur Air Batu) di Kecamatan Uluan, Toba. (foto)

TOBA (MM) - Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara dikenal memiliki warisan mitologi dan hingga kini tidak sedikit masyarakat Batak meyakininya dan menjadi warisan turun - temurun.

Seperti salah satu situs legenda yang masih diyakini keajaibannya oleh mayoritas masyarakat Janji Matogu, Kecamatan Uluan hingga saat ini Mual Aek Batu (Sumur Air Batu). Situs ini begitu disakralkan masyarakat sekitar dan menyimpan banyak misteri.

Sejak ditemukan ratusan tahun silam oleh leluhur marga Manurung  situs ini sempat menjadi sumber air utama bagi masyarakat sekitar.

Masyarakat setempat meyakini jika air dari Mual Aek Batu ini diminum akan berdampak baik bagi kesehatan. Airnya juga sering dijadikan ritual memandikan pasangan calon pengantin, yang dipercaya dapat membawa keberkahan dan kelanggengan pernikahan.

Jika dilihat sepintas, air yang keluar dari batu tidak terlalu deras. Kedalaman air di kedua bak kamar mandi hanya beberapa jengkal tetapi memiliki kekuatan mistis yang bisa mendatangkan berkah untuk keluarganya apabila dimandikan.

“Untuk masyarakat Janji Matogu, sebelum dilakukan acara adat Batak untuk sebuah pernikahan, calon pasutri terlebih dahulu pasangan tersebut harus mandi di Mual Aek Batu bersamaan. Ini dilakukan agar tidak terjadi perceraian di kemudian hari, sehingga menjadi keluarga yang langgeng dan harmonis,” kata warga setempat, Sogar Manurung, Jumat (12/07/2024).

Seiring waktu, lanjut Sogar bahwa sumur tersebut tidak lagi menjadi sumber air utama bagi masyarakat Janji Matogu, karena sudah banyak yang mendapatkan air melalui sumur bor.

Hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki kepentingan pribadi mengambil air dari sumber mata air warisan leluhur itu. “Tidak jarang warga mengambil air tersebut untuk obat bagi keluarganya yang sedang sakit. Sebab, dengan meminum air diyakini penyakit yang diderita akan sembuh,” lanjutnya.

Sogar Manurung juga mengungkapkan, juga tak jarang ada warga yang mandi kembang dan bersemedi tengah malam di Mual Aek Batu secara diam-diam. “Maksud dan tujuan melakukan hal tersebut tidak tahu pasti, bisa jadi mengharap berkah dari leluhur kami yang diyakini memiliki kesaktian,” tandas Sogar.

Namun, dia menyayangkan kondisi sekitar dan dinding kamar mandi yang tidak mendapat perawatan. Terlebih lagi, relief ukiran patung (gorga Batak) di depan dinding kamar mandi sudah berlumut dan bentuknya sudah samar terlihat.

Sogar berharap keturunan dari Oppu Guru Martonja Manurung dapat bersatu untuk melestarikan peninggalan sejarah peninggalan leluhur mereka.

Selain itu, ia juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Toba, melalui Dinas Pariwisata membantu masyarakat melestarikannya untuk menambah geliat pariwisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). (Acon)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com