Menelisik Peti Mati Batu Tradisi Batak Berukirkan Gorga Berusia Ratusan Tahun di Uluan Toba

Sebarkan:
Kuburan Batu di Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. (foto/ist)

TOBA (MM) - Untuk melihat peti mati (Sarkofagus) yang menjadi tradisi Batak Toba yang terbuat dari bongkahan batu besar yang memiliki ukiran (gorga) di ujung peti, kita dapat melihat langsung ke Desa Parbagasan, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba yang merupakan makam dari Oppu Tuan Nagaja Manurung telah berusia ratusan tahun.

Timbul pertanyaan bagaimana ratusan tahun lalu, leluhur Batak membelah batu sekeras itu? Alat apa yang digunakan untuk memahat dan memotong dengan simetris keranda batu tersebut. Seberapa canggih peralatan dan teknologi leluhur Batak ketika itu, sangat sulit untuk ditelaah secara logika.

Menurut keterangan salah seorang warga, Lion Manurung, leluhur mereka yang dimakamkan di peti batu merupakan orang yang sangat dihormati setiap perkataannya dan juga memiliki ilmu kesaktian yang tinggi.

“Untuk memindahkan bongkahan batu raksasa hingga pembentukan menjadi peti mati dibutuhkan waktu bertahun-tahun. Memindahkan batu dilaksanakan secara gotong royong secara bertahap, membutuhkan waktu sekitar setengah tahun, namun proses pembuatan peti belum diketahui secara pasti,” ujar Lion, Jumat (12/07/2024).

Lion merasa bangga dengan kekayaan budaya Batak dan sangat pantas dilestarikan untuk menghargai warisan budaya leluhur. 

Menurutnya, situs ini sangat layak untuk dilirik oleh Pemkab Toba, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menambah literasi situs budaya mendukung peningkatan pariwisata dari sektor budaya Batak di Kabupaten Toba.

"Sehingga peninggalan dan jejak budaya Batak tidak pupus termakan zaman, tetap selalu dilaksanakan oleh generasi mendatang. Karena bangsa dan suku yang besar tidak pernah melupakan sejarah dan budaya leluhurnya,” tandas Lion. (Acon)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com