Yoel Sirait menggarap lahan sawah untuk diubah menjadi kolam ikan persediaan untuk menyambut Nataru. (foto:mm/acon) |
WARGA petani Desa Patane I, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba yang telah selesai panen raya padi mulai melakukan pembedengan sawah untuk mencetak sawahnya menjadi kolam ikan. Dimana tinggi bedengan sawah dibuat setinggi satu setengah meter agar kolam dapat menampung air lebih banyak agar pertumbuhan ikan lebih cepat besar.
Tradisi pembentukan kolam ikan setelah panen raya secara rutin dilakukan warga Porsea, khususnya Desa Patane I karena stok air melimpah dengan irigasi yang baik. Sehingga pola pengolahan lahan selain untuk menjaga kesuburan tanah atau unsur hara juga untuk persediaan ikan mas dan ikan mujair saat Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Leluhur kami terbilang pintar dan tidak banyak yang faham, dengan menjadikan kolam ikan dilahan persawahan setelah panen akan meningkatkan kesuburan tanah melalui pembusukan jerami yang bercampur kotoran ikan. Hasilnya setelah tanah subur kita dapat cuan dari penjualan ikan karena permintaan ikan mas meningkat saat Nataru," ujar Yoel Sirait merupakan warga Desa Patane I, Kamis (04/07/2024).
Menurut Yoel, program tanam padi dua kali dan panen dua kali tidak berarti untuknya. Sebab menurutnya tanam padi sekali panen harus dua kali, pertama panen padi kedua panen ikan yang dapat meningkatkan asupan gizi bagi anak dengan omega 3 sehingga anak Toba menjadi pintar dan terhindar dari stunting.
Pengolahan lahan yang diterapkan secara turun - temurun sangat membantu ekonomi keluarga. Suburnya tanah persawahan terjaga sehingga hasil panen padi stabil, rata -rata perantenya sekitar 287 kg atau 25 kaleng hingga 345 kg atau 30 kaleng dan hasil dari penjualan ikan untuk biaya membajak sawah bila musim tanam tiba, dengan penanaman serentak di bulan Februari hingga Maret.
"Merasa untung dengan penerapan ini, kami warga Patane I jelas sulit merubahnya menjadi pola tanam padi dua kali. Seharusnya Pemerintah Kabupaten Toba mendukung dan memberikan fasilitas untuk meningkatkannya sehingga ekonomi petani meningkat dan mengembalikan kejayaan Porsea yang pernah menjadi pemasok ikan terbesar sampai keluar dari Kabupaten Toba," kata Yoel menyarankan.
Lanjut dia, hasil panen ikan mas untuk memenuhi stok ikan bagi pemudik saat Nataru. Karena ikan mas Desa Patane I dikenal lebih gurih dari ikan mas kebanyakan sehingga lebih diminati setiap pemudik yang merindukan masakan khas Batak seperti, arsik, naniura, panggang dan lainnya.
"Perbedaan rasa dan struktur daging ikan mas dari kolam kami, disebabkan ikan tidak diberikan pellet sehingga struktur daging lebih keras. Makanan ikan begitu alami dari sisa jerami, sisa padi dan sesekali diberi ubi kayu dan selama lima bulan hingga enam bulan seekor ikan mas mencapai satu kilogram beratnya," tandas Yoel. (Acon)