Keju Batak Dali Ni Horbo Cemilan Beku Bangkitkan Ekonomi Peternak Toba

Sebarkan:
Dali Ni Horbo atau disebut Keju Batak yang terbuat dari susu sapi murni kini menjadi cemilan favorit wisatawan dan masyarakat Toba. (foto:mm/acon)
Dali ni Horbo (Keju Batak) yang terbuat dari susu kerbau murni yang diolah menjadi cemilan beku dengan rasa gurih dan nikmat sangat digandrungi warga batak Toba.

Kini, cemilan Dali ni Horbo sangat mudah didapatkan, diantaranya di Pasar Porsea, Simpang Silimbat, Pasar Laguboti dan Kota Balige terbilang begitu laris manis. Saat ini, Dali ni Horbo merupakan salah satu sumber ekonomi masyarakat Toba.

Dali ni Horbo sangat identik dengan rumah makan khas Batak karena mayoritas rumah makan Batak menyajikannya, sehingga tidak sedikit beranggapan bahwa makanan cemilan ini menjadi ragu untuk dinikmati sebagian orang yang tidak bisa menikmati masakan khas Batak.

Namun kerap kali ditemukan pembeli dari berbagai kalangan yang datang dari luar kota singgah di Pasar Porsea dan di Simpang Silimbat untuk membelinya, karena begitu candu dengan kenikmatan serta gurihnya Keju Batak yang terbuat dari susu murni kerbau.

Harga perporsi Dali ni Horbo sangat bervariasi, seperti di Balige seporsi kecil di bandrol Rp.8000,  di Laguboti porsi lebih besar antara Rp.12.000 hingga Rp.15.000 dan di Silimbat seharga Rp.15.000 sampai Rp.20.000, sementara di Pasar Porsea di bandrol lebih mahal antara Rp.20.000 hingga Rp.25.000.

Namun demikian harga bisa berubah tergantung kondisi, seperti hari - hari besar dan langkanya stok susu kerbau yang terbatas bisa naik drastis harganya hingga seratus persen. Dimana hal ini disebabkan rata - rata pengelola memiliki satu hingga dua kerbau saja susunya dapat diperah.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Toba, Janriko Pasaribu tidak menampik pangsa pasar Dali ni Horbo dan keterbatasan stok susu kerbau sebagai bahan baku pembuatan makanan cemilan tersebut dan hal tersebut menjadi kendala yang harus diatasi ke depannya.

Melihat kondisi ini, Dinas Pertanian saat ini akan melakukan pendataan populasi - populasi kerbau dari kelompok - kelompok peternak yang memelihara kerbau.

"Nantinya, setelah melakukan pendataan dan mendapatkan berapa jumlah kerbau untuk setiap Kepala Keluarga (KK), kelompok tani, ditingkat desa dan kecamatan di Kabupaten Toba secara globalnya sehingga dapat dikalkulasikan produksi susu yang dihasilkan," sebut Janriko, Kamis (22/8)2024).

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Toba, Janriko Pasaribu. (foto:mm/acon)

Lanjutnya, disamping itu juga kita akan melakukan pendataan secara spesifik mengenai yang memproduksi perahan susu kerbau, untuk mengolah menjadi Dali ni Horbo.

"Data inilah nantinya menjadi tolak ukur berapa produksi mereka perharinya hasil olahan susu kerbau menjadi keju Batak atau Dali ni Horbo," terangnya.

Sambung Janriko, setelah data ini dirangkum, selanjutnya dilakukanlah kolaborasi dan koordinasi dengan Dinas Koperindag Toba dimana tujuannya untuk meningkatkan kapabilitas dari para peternak kerbau sebagai pengolah Dali ni Horbo.

Bagaimana kelanjutan pengolahan yang sesuai dengan minat dari konsumen, teknik pemasaran melalui kemasan yang unik dan semenarik mungkin sehingga semakin digemari konsumen yang menjadi tugas Koperindag.

"Sehingga berdampak diminati seluruh kalangan dari berbagai suku dan agama yang tentunya diberi label halalnya dan lain sebagainya," pungkasnya.

Langkah selanjutnya dari Dinas Pertanian adalah untuk meningkatkan produksi susu kerbau, maka harus meningkatkan populasinya. Dengan cara mencoba mengusulkan menggelontorkan anggaran dari pemerintah, baik ABPD Toba maupun permohonan kepada kementerian untuk pengadaan - pengadaan ternak kerbau.

Nantinya bagi kelompok - kelompok penerima akan diberikan persyaratan, selain memproduksi anak juga ditekankan melakukan prioritas memproduksi perahan susu kerbau sebagai bahan baku keju Batak serta secara rutin pemeriksaan kesehatan kerbau yang diternak masyarakat. (Acon)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com