PON-XXI : Trims Atlit Sumut, Trims Nitizen…

Sebarkan:
Choking Susilo Sakeh.
CAPAIAN yang keren, luar biasa dan wajib diapresiasi!

Simak baik-baik : di hajatan olahraga PON-XXI/2024 kali ini, Sumatera Utara berhasil nongki di rangking empat klassemen. Total medali yang diraih berjumlah 254 medali. Rinciannya, 79 medali emas, 59 medali perak dan 116 medali perunggu. Posisi Sumatera Utara berada di bawah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Timur, yang selama ini dikenal sebagai tiga provinsi raksasa di bidang olahraga.

Lantas, mari kita bandingkan dengan prestasi Sumatera Utara pada PON XX/2021 di Papua lalu. Saat itu, Sumatera Utara cuma mampu berada di rangking ke-13. Total medali yang diraih hanya 55 medali. Rinciannya, 10 medali emas, 22 medali perak dan 23 medali perunggu. 

Maka jelaslah, bahwa prestasi kontingen Sumut pada PON kali ini adalah sebuah capaian yang keren, luar biasa dan wajib kita apresiasi.

Karenanya, sebagai warga Sumatera Utara, izinkan aku mengucapkan terimakasih, salut dan kagumku kepada para atlit, pelatih, pengurus cabor dan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Sumatera Utara. Kerja keras dan tekad kalian untuk meraih yang terbaik, kini telah terwujud. Dan saatnya kita, para warga dan terkhusus Pemprov Sumatera Utara, untuk memberikan apresiasi yang layak kepada mereka.

Ketua KONI Sumut, John Ismadi Lubis, menjelaskan pada perhelatan olahraga empat tahunan kali ini Sumut mengirimkan 1.658 kontingen, dan mayoritasnya adalah para atlit sebanyak 1.152 atlit dari 56 cabor (cabang olahraga) yang dipersiapkan melalui pelatihan daerah (pelatda) jangka panjang. Dari jumlah atlit tersebut, sebanyak 70 atlit masuk kategori elit atau super prioritas, yakni para  atlit peraih medali emas pada kejurnas tahun 2022 dan 2023. Kemudian, ada 165 atlit kategori prioritas, yakni para atlit peraih medali perak dan perunggu pada kejurnas tahun 2022 dan 2023.

“Kalau 30 persen saja atlit kategori elit dan prioritas tersebut dapat meraih medali emas, tentunya Sumut bisa bersaing di papan atas PON ke-XXI ini,” optimis John Lubis, beberapa waktu lalu.

Karenanya, sejak awal, KONI Sumut memang sudah memasang target untuk bisa masuk empat besar. Dan untuk target pencapaian itu, KONI Sumut menyiapkan anggaran sebesar Rp 90 miliar pada tahun 2024.

“Kita berterimakasih dan bersyukur, bahwa kita bisa mencapai target. Dan capaian ini berkat keseriusan atlit, pelatih serta seluruh kontingen Sumut untuk meraih yang terbaik,” ujar John Lubis, kemarin.

Prestasi mengagumkan kontingen Sumut pada PON-XXI ini, sekaligus juga memberitahu kepada kita bahwa mereka telah merealisasikan salah satu dari empat target sukses yang dibebankan kepada Sumut sebagai tuan rumah bersama Aceh. Empat target sukses tersebut, adalah sukses penyelenggaraan, sukses administrasi, sukses prestasi dan sukses perekonomian.

Dan kontingen Sumut, telah merealisasikan target “Sukses Prestasi”. Untuk semua itu, masih enggankah kita mengucapkan terimakasih dan kagum kepada mereka?

Terimakasih Nitizen

Berkaitan PON-XXI ini, aku juga harus berterimakasih kepada para Nitizen. Celotehan mereka di berbagai flatform media sosial, sejelek apapun ejekan mereka,  telah ikut mem-viralkan penyelenggaraan PON-XXI. 

Andaipun celotehan mereka tersebut asal ‘njeplak’ atau ‘asal bunyi’, begitulah memang prilaku nitizen. Mereka hanya akan mem-posting sesuatu yang mereka lihat tidak becus, brengsek dan seterusnya. Dan mereka tak merasa berkewajiban untuk mencari tau, kenapa kebrengsekan itu bisa terjadi.

Maka, sudah sewajarnyalah penyelenggara, khususnya PB PON Sumut, untuk memberi penjelasan prihal ketidakbecusan yang ada. Namun, upaya yang dilakukan PB PON Sumut maupun Menpora dan Kemen PUPR mengklarifikasi berbagai hal tentang ketidakbecusan tersebut melalui media mainstream, jelas itu sebuah langkah yang kurang tepat. Upaya mengklarifikasi sesuatu yang viral di media sosial melalui media mainstream, hanya menjadikan klarifikasi tersebut sebagai bahan olok-olokan para nitizen. Sebab, begitulah memang prilaku para nitizen.

Yang ingin aku katakan, bahwa PB PON Sumut sepertinya tidak memahami bagaimana dahsyatnya kekuatan para nitizen, serta tidak pernah membayangkan bakal munculnya celotehan negatif para nitizen di media sosial. Pada giliran berikutnya, PB PON Sumut pun tidak mau dan tidak pernah melibatkan komunitas penggiat media sosial di dalam penyelenggaraan PON-XXI, khususnya di Sumatera Utara. 

Padahal, upaya klarifikasi dan mengcounter postingan negatif yang viral di media sosial, cuma bisa mulus diterima para nitizen jika itu dilakukan oleh para nitizen juga. PB PON Sumut tak mampu melakukan itu, sebab sejak awal memang tak pernah melibatkan para penggiat media sosial di dalam perhelatan ini.

Maka, sekali lagi, terimakasihku kepada para atlit, pelatih, pegurus cabor dan KONI Sumut yang telah meraih target “Sukses Prestasi” untuk daerah ini. Tentunya juga, terimakasihku kepada para Nitizen, yang telah membantu memviralkan perhelatan olahraga ini melalui media sosial, apapun isi celotehan kalian.

Yak, terimakasih Atlit Sumut, terimakasih Nitizen : Kalian layak dapat jempol!

Mangkanya…

-------------------------------

*Penulis adalah Jurnalis Senior, warga Sumut.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com