Bupati Toba Terpilih Harus Selektif Memilih Kepala dan Sekretaris Bappeda Cerdas

Sebarkan:
Alumni Universitas Sumatera Utara, Aldi Frankin Sirait. (foto/ist)
TOBA (MM) - Warga Kabupaten Toba, menyarankan untuk bupati dan wakil terpilih di Pilkada Toba agar selektif untuk menentukan kepala dan sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang sanggup dan memahami untuk membuat program pembangunan di kabupaten ini secara matang sehingga berdampak untuk kesejahteraan masyarakat.

Seperti disampaikan salah seorang warga Toba yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Sumatra Utara, Aldi Frankin Sirait (25), Bappeda sangat berperan penting untuk membantu Bupati melakukan penelitian dibidang perencanaan pembangunan.

Sebab Bappeda adalah lembaga teknis daerah yang berada di bawah pemimpin daerah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

"Jika diibaratkan sebuah bangunan rumah, Bappeda merupakan pondasinya. Maka bila pondasi sudah kokoh maka megah dan kuatlah daya tahan rumah tersebut," ujar Aldi, Rabu (11/12/24).

Lanjutnya, seperti diketahui fungsinya yaitu, mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan daerah, melaksanakan perencanaan pembangunan, menyusun kebijakan teknis perencanaan pembangunan.

Lalu mengendalikan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan, melaksanakan penelitian dan pengembangan serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

"Menurut hemat dan pantauan selama ini fungsi dari Bappeda tidak dijalankan dengan maksimal. Sehingga dampak pembangunan di Toba tidak menampakkan hasil yang signifikan di Kabupaten Toba," pungkasnya.

Menurut Aldi, harus diakui tidak mudah  melaksanakan tugas Bappeda yang mencakup penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, bimbingan, pembinaan, pengendalian dan pengembangan teknis bidang pemerintahan dan pembangunan sumber daya manusianya

"Tentunya, pembangunan yang akan dilaksanakan harus disesuaikan dengan kondisi atau keadaan wilayah, tempat dimana pembangunan tersebut dilaksanakan berikut sumber daya manusianya," terang dia.

Untuk itu, Aldi berharap bupati dan wakil terpilih jangan lagi terjebak dengan buruknya program yang dilakukan oleh Bappeda tanpa memperhitungkan kajian dan penelitian terhadap pembangunan yang tidak membawa dampak terhadap pertumbuhan kesejahteraan masyarakat kabupaten ini.

"Sudah seharusnya pemerintah Toba melalui Bappeda melakukan prospek pembangunan yang difokuskan ke beberapa bidang saja seperti pariwisata dan pertanian yang memang sangat cocok untuk letak geografis kabupaten ini atau apapun itu yang menurut pemerintah cukup layak," ujarnya menyarankan.

Sambung Aldi, dampak dari tidak adanya pembangunan yang diprioritaskan di Kabupaten Toba, masyarakat menilai sejak berdirinya kabupaten ini sudah 23 tahun sejak tanggal 9 Maret 1999 pembangunan tidak tampak dan dapat dikatakan jalan di tempat, juga bisa dikatakan sudah diungguli oleh kabupaten tetangga (Kabupaten Samosir) yang memekarkan diri dari Kabupaten Toba.

"Sehingga masyarakat menganggap kepemimpinan Bupati yang pernah menjabat tidak bertujuan membangun Kabupaten Toba. Hingga hilanglah rasa percaya masyarakat untuk memilih bupati melanjutkan kepemimpinannya selama dua periode," tandasnya.

Kajian ini disampaikan Aldi bukan tidak beralasan. Mayoritas penduduk di Toba apabila di tanya keberhasilan pembangunan dari 5 bupati yang pernah menjabat tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan masyarakat rata - rata kecewa. Timbullah satu statement yang dikaitkan masyarakat berupa kutukan, bahwa Kabupaten Toba tidak akan pernah dijabat satu bupati selama dua periode. (ac)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com