Ketum KSJ Sumut, Saharuddin berbagi dengan kaum dhuafa di Kota Tebing Tinggi, Sumut. (foto/ist) |
TANGGAL 20 Desember, merupakan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Puncak terbangunnya semangat gotong royong, kebersamaan, persatuan dan kesetiakawanan sosial dalam mempertahankan kemerdekaan RI dari penjajahan di Jogyakarta tahun 1948.
Peringatan HKSN pertama kali di Indonesia pada tanggal 20 Desember 1958, oleh Menteri Sosial RI, Moeljadi Djoyo Martono dan Menteri Sosial RI, Nani Sudarsono tahun 1983. Sejak itu, HKSN menggema hingga keseluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera Utara.
HKSN tahun 20024 menjadi momentum bersejarrah di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka, yang mencanangkan kemiskinan ekstrim 0 persen dan menurunkan 3,3 % angka kemiskinan di Indonesia tahun 2026 dari 9, 3% angka kemiskinan saat ini dan 0, 39 % kemiskinan ekstrim.
Tidak ayal Pemerintah Daerah seperti Jawa , Papua dan Propinsi lainnya sejak 18 Desember telah melaksanakan gerakan penurunan kemiskinan melalui HKSN 2024 seperti di Kabupaten Sleman, Propinsi Jawa Tengah dengan aktivitas membantu beasiswa ratusan anak miskin, pemberdayaan sosial bagi disabilitas dan membangun Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan lainnya yang dihadiri Menteri Sosial RI, Syaifullah Yusuf.
Peringatan HKSN tahun 2024 tidak harus terpaku ada tidaknya anggaran APBN atau APBD di daerah, melainkan kemampuan sang pemimpin menggerakkan partisipasi dunia usaha dan masyarakat untuk kebersamaan, kegotong royongan dalam membangun persatuan dan kesatuan masyarakat dalam menangani permasalahan sosial di daerah.
Secara pribadi kita prihatin, peringatan HKSN beberapa tahun belakangan ini gebyarnya sangat kecil di Sumut, jikapun ada sebatas kunjungan ke panti sosial dan perayaan di gedung. Hal ini dikarenakan kompetensi unsur pimpinan yang menangani ini sangat minim atau tidak paham dan tidak pula mau untuk berdiskusi dengan yang paham.
Disisi lain, keberadaan dunia perguruan tinggi yang membuka jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial dan para alumni dan Mahasiswa calon2 Pekerja Sosial juga tidak terpanggil untuk memprakarsai semangat Kesetiakawanan Sosial dan menggerakkan potensi dunia usaha dan masyarakat untuk berpartisipasi menangani masalah sosial di Sumut, atau mereka mereka juga kurang paham dengan profesi yang digelutinya.
Jadi kita patut bersyukur di Sumut masih ada yang aktif menangani masalah masalah sosial di Sumut, yakni Komunitas Sedekah Jumat (KSJ ) yang sudah aktif sejak tahun 2018 di bawah Kepemimpinan Ketua Umumnya Saharuddin dan didukung mantan Wagubsu Musa Rajekshah, sehingga Jumat Berkah KSJ bisa berbagi dengan kaum duafa dan anak di salah satu Kelurahan Kota Tebing Tinggi. (*)
Penulis: Drs Syaiful Syafri MM, mantan Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.