![]() |
Atlet bulu tangkis kelahiran Indonesia Keisha Fatimah Azzahra saat ini membela Azerbaijan. (Foto/LUDUS.id/Pratama Yudha) |
PERJALANAN Keisha Fatimah Azzahra cukup menarik dan unik. Atlet bulu tangkis kelahiran Indonesia ini rela pindah negara demi tetap bermain bulu tangkis di ajang resmi dan mewujudkan target tampil di ajang Olimpiade.
Keisha tampil mengikuti ajang Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, pekan lalu. Uniknya, dia justru muncul bukan membawa Bendera Merah Putih di dada, melainkan Azerbaijan.
Penampilan Keisha tidak buruk meskipun harus memulai dari babak kualifikasi. Dia mampu menunjukkan performa baik dan menembus babak pertama atau 32 besar. Dia mengalahkan Ruzana sebagai wakil tuan rumah lewat duel rubber game 21-17, 16-21, dan 21-19.
Sayang, debutnya di Indonesia Masters 2025 tak berjalan manis. Langkah Keisha terhenti di babak pertama setelah ditumbangkan wakil Thailand, Pornpawee Chochuwong, 17-21 dan 12-21.
Keisha tak merasakan penyesalan. Sebaliknya dia justru merasa bangga dan senang bisa merasakan tampil di Istora, venue bersejarah bagi bulu tangkis Indonesia dan dunia, walaupun harus mewakili negara lain.
“Ini pertama kalinya main di Indonesia Masters. Rasanya pasti senang main di negara sendiri walaupun bawa negara lain. Ada sedikit pressure juga karena penontonnya Indonesia semua,” ujar Keisha kepada wartawan termasuk Ludus.id.
Keisha punya alasan sendiri yang membuatnya tak mempermasalahkan kekalahan di babak awal. Sebab, sebelumnya dia hanya masuk daftar tunggu ketujuh sebelum diberitahu bisa tampil mulai dari babak kualifikasi.
“Saya kira tidak main, tapi dikabarkan bisa. Jadi mendadak juga ke sini. Hasilnya memuaskan karena targetnya hanya sampai 32 besar,” ujarnya.
Berawal dari Membela Azerbaijan
Di luar penampilannya di Indonesia Masters 2025, Keisha juga menceritakan awal dirinya bisa berpindah negara ke Azerbaijan. Dia rela berganti paspor demi tetap bisa bermain bulu tangkis.
Keisha, gadis kelahiran Pekanbaru, Riau, 12 Agustus 2003, semula membela klub Mutiara Cardinal Bandung. Di sana, dia berlatih sembari mengukir mimpi untuk menjadi pebulu tangkis nasional dan menembus pelatihan nasional (Pelatnas) PBSI Cipayung.
Apa daya mimpinya sirna ketika dia kalah dari Kyla Legiana Agatha di final seleksi nasional 2022. Sebab, PBSI hanya mengambil juaranya saja untuk masuk pelatnas.
Kegagalan di seleknas tentu membuat Keisha kecewa. Beruntung, kesempatan baginya masih terbuka setelah dirinya ditawari untuk membela Azerbaijan.
“Sebelumnya ikut seleknas 2022, tapi cuma jadi runner up. Yang diambil sama pelatnas cuma juaranya saja. Jadi, pilihannya ke Azerbaijan karena masih mau jadi pemain,” kata Keisha.
Tekad yang kuat untuk tetap bermain bulu tangkis membuat Keisha akhirnya membulatkan tekad berpindah negara. Kebetulan, di Azerbaijan juga sudah ada beberapa atlet Indonesia, salah satunya Ade Resky Dwicahyo.
Keisha pun resmi membela Azerbaijan sejak akhir 2022. “Kebetulan dapat channel ke Azerbaijan. Karena masih mau jadi pemain, jadi ke sana saja daripada menganggur dan ayah juga setuju,” jelasnya.
Kesan positif pun dirasakan Keisha dengan membela Azerbaijan. Apalagi dia rutin diberangkatkan oleh federasi bulu tangkis Azerbaijan untuk tampil di turnamen internasional.
“Di sana enak karena sering diikutkan pertandingan. Dalam satu bulan bisa dua sampai tiga kali ikut turnamen. Mereka juga memahami kondisi kita,” ungkap gadis 21 tahun.
Bersama Azerbaijan juga, Keisha akhirnya bisa merasakan kesempatan yang mungkin tak bisa didapatkannya andai tetap bertahan di Indonesia. Dia bisa tampil di Olimpiade Paris 2024 meskipun langkahnya hanya sampai fase grup saja.
“Di sana enak karena sering diikutkan pertandingan. Dalam satu bulan bisa dua sampai tiga kali ikut turnamen. Mereka juga memahami kondisi kita.” Keisha Fatimah Azzahra, Atlet Bulu Tangkis Azerbaijan.
Dengan fasilitas yang diberikan oleh Azerbaijan, Keisha pun bertekad untuk meraih prestasi terbaik. Sebab, dia berkeinginan untuk bisa tampil di Olimpiade Los Angeles 2028.
“Mereka targetnya kalau bisa juara di Kejuaraan Eropa. Di sana ada European Games juga yang sama seperti Asian Games. Saya sendiri ingin masuk Olimpiade lagi (di 2028),” kata Keisha. (mm/ludus.id)