Danil Fahmi, SH. |
TAHUN 2024 memang tahun yang maha berat, walaupun catatan Quartal III 2024 masih menunjukkan pertumbuhan positif 4,95% (year on year) dengan inflasi yang masih terkendali pada angka 1,71% pada Oktober 2024.
Tahun transisi dan transformasi yang dipenuhi berbagai agenda bernegara, dimana penyelenggaraan pesta demokrasi, suksesi kepala negara dan pemerintahan yaitu Pemilihan Presiden, Pemilu Legislatif dan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak di 37 Provinsi dan 508 Kabupaten/Kota. Sungguh tahun politik yang luar biasa membutuhkan konsentrasi dan enduransi para pemangku tanggung jawab pemerintahan di daerah.
Angka pertumbuhan 4,95% bukanlah angka yang menggembirakan, mengingat pola konsumsi masyarakat sejatinya sudah mengkreasi angka pertumbuhan tersebut, namun paling tidak ekonomi masih bergerak, sektor riil yang didominasi usaha mikro kecil dan menengah masih menjadi penyelamat dan bumper ekonomi nasional. Itulah Indonesia, yang punya ketahanan ekonomi akar rumput teruji sejak krisis ekonomi global 1997. Semangat kemandirian dan gotong royong yang masih ada di darah bangsa Indonesia.
Pemilihan kepala daerah serentak menempatkan pelaksana-pelaksana jabatan sementara di masing-masing wilayah sebagai pelaksana masa-masa transisi. Kab. Batu Bara bahkan mengalami dua kali penempatan Pejabat (Pj) kepala daerah , terakhir didapuk Pj. Bupati Heri Wahyudi. Heri harus mampu mengkonsolidasi dan merestrukturisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Batu Bara yang diterima dan didapati mengalami defisit penganggaran pasca diserahterimakan dari kepala daerah sebelumnya.
Hal ini menguji Pj. Heri yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah yang tupoksinya adalah menjadi Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah bertugas menyiapkan dan melaksanakan kebijakan Kepala Daerah terkait penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban APBD.
Dengan anggaran pendapatan yang dipatok pada Rp.1.304,39 M dan anggaran belanja sebesar Rp.1.318,28 M. Pada angka penetapan pendapatan dan belanja sudah menunjukkan celah kesenjangan sebesar Rp.13,89 M. Setidaknya Pj. Heri harus mampu memaksimalkan sumber-sumber pendapatan yang sudah ditargetkan dengan satu prinsip manajemen higher is better (lebih tinggi lebih baik), untuk mengimbangi porsi belanja yang dimaksimalkan pada posisi precise is better (tepat lebih baik) artinya anggaran terserap secara efektif dan efisien.
Kabupaten Batu Bara di bawah kendali Pj. Heri menutup realisasi pencapaian pendapatan pada angka 87,46% sebesar Rp.1.140,87 M dengan gap Rp.163,52 M dari proyeksi anggaran pendapatan yang disetujui dan disepakati bersama DPRD. Gap itu bukan tanpa alasan, sebagian besar disumbang oleh pos pendapatan transfer pemerintah pusat sebesar Rp.127,22 M (77,80% dari gap pendapatan), selebihnya adalah sumbangan minus kinerja OPD pengurus PAD (Pendapatan Asli Daerah), Rp.4,34 M dari Pajak Daerah dan Rp.2,06 M dari retribusi daerah.
Dari sisi belanja, Pemerintahan Pj. Heri mampu menyesuaikan (adjustment) realisasi anggaran pada Rp.1.111,86 M di angka rasio 84,34%. Dengan total penyesuaian 206,41 M, kontribusi terbesar dari koreksi belanja pegawai 42,20% (setara Rp.87,10 M), belanja barang dan jasa 34,60% (setara Rp.71,42 M), belanja modal 17,37% (setara 35,86 M) dan belanja lainnya 5,86% (setara Rp.12,03 M). Sungguh capaian tidak mudah untuk menyelaraskan dan mengkomandoi anggaran di antara kesenjangan pendapatan yang tidak pasti dari proyeksi dan beban belanja yang meninggi dari komitmen anggaran yang disepakati para pemuncak organisasi perangkat daerah.
Info grafis APBD Batu Bara 2024. |
Pj. Heri sudah membaca jejak peta potensi Kab. Batu Bara untuk mengejar kemandirian wilayahnya, bahwa optimalisasi fungsi buffer State industri nasional Kawasan Industri Kuala Tanjung dan Kawasan Ekonomi khusus Sei. Mangkei serta kawasan perdagangan dan pelabuhan yang sejak dari dulu terkoneksi secara internasional, Kabupaten Batu Bara mampu mendulang pundi-pundi pendapatan lainnya serta dampak positif bidang ketenagakerjaan yang langsung terasa di pertumbuhan sektor rill.
Begitu juga peluang-peluang ekonomi daerah dengan memaksimalkan kewenangan, kewilayahan dan fasilitas daerah belum melahirkan satu atau bahkan lebih badan-badan usaha milik daerah yang berkontribusi kepada dividen pendapatan daerah.
Kinerja luar biasa ini tidak bisa dipandang sederhana dan mudah. Tantangan kondisi politik masa transisi dan suksesi, ekonomi lokal dan global yang tak menentu serta melemahnya ekonomi regional serta dukungan-dukungan pusat yang menurun, bukan mudah untuk dilewati.
Pola-pola efisiensi dan efektivitas belanja yang sudah dijalankan dan diwariskan Pj. Heri, harus mampu dilanjutkan dan ditingkatkan para OPD ke depan, untuk menghilangkan beban akan datang pada periode penganggaran tahun berikut.
Setidaknya Pj Bupati Heri telah meninggalkan banyak legasi dan di bidang pemerintahan, ekonomi, birokrasi dan sosial masyarakat yang sangat berarti buat Kab. Batu Bara di balik sosoknya yang ramah dan bersahabat.(*)
Penulis : Danil Fahmi, SH. (Bang Deef), Advokat Law Firm Zamal Setiawan & Partners Ex Bankir BUMN.