Sosialisasi SNPMB tahun 2025 di aula SMA Negeri 20 Medan. (foto/ist) |
Kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Pengurus Komite, wali murid dan siswa-siswi kelas XII SMA Negeri 20 Medan.
Acara diawali dengan sambutan dari Kepala SMAN 20 Medan, Nurainun Sibuea, SPd. Dalam sambutannya beliau memberi arahan agar mengidentifikasi peluang yang ada dengan mengenali potensi diri, minat, membaca peluang yang ada, dan menyesuaikan dengan kemampuan ketika akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Saya mengingatkan kepada para siswa-siswi terkhusus kelas XII untuk rajin datang ke sekolah dan rajin diskusi dengan bapak dan ibu guru untuk memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk berdiskusi, tidak ada kata terlambat untuk maju,” tutur Nurainun Sibuea.
Dia juga menyampaikan sangsi yang dikenakan bagi sekolah “kalau lulus harus diikuti, bila tidak diambil maka sekolah tersebut kena klaim dengan tidak mengikutsertakan jurusan tersebut untuk periode berikutnya,” jelas Nurainun Sibuea.
Sementara itu, Ketua Komite SMAN 20 Medan, Awal Yatim mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru yang telah mendidik, sekaligus memberikan motivasi terhadap siswa-siswi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
"Kami dari pengurus komite sekolah dan mewakili dari orang tua murid mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru yang sangat gigih untuk mendidik anak-anak kami. Sehingga anak-anak kami bisa lebih maju dan berkualitas. Selain itu juga arahan dari Kepala Sekolah menjadi motivasi untuk kami dan anak-anak,” ucap Awal
Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi yang disampaikan Agung Prasetyo sekaligus guru di SMAN 20 Medan mengatakan, untuk mengikuti SNPMB bisa melalui jalur Prestasi (nilai rapor) dengan memilih jurusan yang tepat dan jalur testing (ujian).
Dikatakan Agung, ada peningkatan untuk jalur undangan masuk perguruan tinggi negeri. Dimana tahun 2025, SMAN 20 Medan memiliki quota lebih besar di bandingkan tahun sebelumnya. Dari 161 siswa kelas XII, 65 quota untuk masuk perguruan tinggi negeri.
Selain itu juga, Teguh Prasetyo menyampaikan kendala yang dihadapi orang tua untuk menguliahkan anaknya di perguruan tinggi, yaitu finansial orang tua dan anak tidak mau jauh dari orang tua.
Ia juga memperkenalkan SICH KIP dengan pembebasan biaya pendaftaran SNPMB, Pembebasan biaya kuliah (UKT), Bantuan biaya hidup mahasiswa.
“Jadi jangan takut orang tua untuk menyekolahkan anak anak kita dengan kesempatan yang besar seperti perguruan tinggi negeri. Karena pemerintah sudah memberikan kuliah gratis untuk siswa kita,” jelas Agung (Awal yatim)