Sunarji Harahap, M.M. |
Perbankan syariah yang semakin hari perkembangannya semakin kuat dan stabil dan semakin dikenal oleh masyarakat. Bukan hanya untuk kalangan umat Islam saja, melainkan juga kalangan non muslim. Sehingga bisa kita prediksi peluang perbankan syariah kedepannya bisa terbilang amat besar. Peluang yang besar dan terbuka lebar bagi perbankan syariah di Indonesia, merupakan sesuatu yang benar-benar harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Pada usianya yang masih relatif muda, kehadiran perbankan syariah di Indonesia sungguh memberikan segudang harapan bagi umat, akan terciptanya kehidupan perekonomian nasional yang berkah, sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan perekonomian perbankan syariah dimasa depan mempunyai peluang yang sangat besar dan mampu membantu kestabilan perekonomian negara.
Meskipun dengan banyaknya tantangan yang ada perbankan syariah akan tetap terus berkiprah, akan tiba saatnya, dimana masa depan bank syariah menjadi 'primadona' yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional bahkan internasional.
Pentingnya pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu kunci keberhasilan pertumbuhan ekonomi. Sektor ini memegang peran vital dalam menyerap tenaga kerja dan mendukung inklusi ekonomi. UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Kami berkomitmen mendorong UMKM untuk naik kelas melalui akses permodalan, pembinaan berkelanjutan, dan inovasi layanan digital.
Hingga November 2024, pembiayaan UMKM BSI mencapai Rp50,72 triliun tumbuh 19,63% dari total pembiayaan sebesar Rp258,41 triliun. Jumlah nasabah UMKM mencapai 353 ribu orang. Langkah ini mencakup akses permodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR) dan pembiayaan UMKM komersial, serta pendampingan untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan.
Sinergi dengan pemerintah dan Bank Indonesia menjadi pilar penting BSI dalam mendorong transformasi ekonomi. Pentingnya stabilitas dan transformasi untuk pertumbuhan yang lebih tinggi, sehingga hal itu menjadi arah setiap kebijakan bank sentral. Salah satunya, kebijakan BI menurunkan BI Rate menjadi 2,75, juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, bank sentral juga terus menjaga kebijakan untuk meningkatkan likuiditas perbankan agar dapat senantiasa menyalurkan kredit, terutama ke sektor-sektor prioritas yang menyerap banyak tenaga kerja seperti pertanian, perdagangan, retail dan perumahan rakyat, serta UMKM dan ekonomi kreatif.
Transformasi adalah kunci untuk kita tumbuh lebih tinggi dengan meningkatkan produktivitas, meningkatkan modal, penciptaan lapangan kerja dan juga aspek-aspek efisiensi produk ekonomi. Transformasi digital menjadi fokus utama BSI pada 2024, ditandai dengan peluncuran BYOND by BSI, super app yang diluncurkan pada November 2024. Dalam dua bulan pertama, aplikasi ini mencatat 3 juta pengguna aktif dan 15 juta transaksi. Fitur seperti QRIS, ZISWAF, dan investasi menjadi favorit pengguna.
BYOND by BSI tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi syariah dengan menjai sahabat finansial, sosial dan spiritual bagi nasabah. Integrasi prinsip syariah dengan inovasi digital untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Hal ini merupakan wujud nyata kami dalam mendukung visi Asta Cita Presiden menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
Perbankan syariah diperkirakan melanjutkan pertumbuhan impresif dengan proyeksi pertumbuhan di atas perbankan nasional pada tahun 2025, ditopang oleh prospek pertumbuhan penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga hingga dua digit.
Pada tahun 2025, sektor keuangan syariah nasional diprakirakan tumbuh ke kisaran Rp3.157,9 triliun – Rp3.430,9 triliun dari sisi aset. Sebagai catatan, realisasi aset keuangan syariah pada September 2024 masih di level Rp2.744 triliun (naik 11,9% year on year/yoy).
Di tengah prospek positif tersebut, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia memiliki potensi kuat untuk menjadi aktor utama yang mendorong gerak industri keuangan syariah dan perekonomian halal nasional pada tahun 2025. BSI telah konsisten menjalankan fungsi lebih dari sekadar bank syariah dengan fungsi intermediasinya, melainkan beyond banking.
Selama ini BSI sudah berperan aktif dalam menghubungkan serta menggerakkan ekosistem ekonomi halal nasional. Dengan penguatan peran yang dilakukan, serta inovasi-inovasi yang terus dikembangkan, BSI dapat semakin memperkuat perannya dalam menggerakkan sektor keuangan dan perekonomian nasional dan global
Salah satu potensi inovasi yang berpeluang dimaksimalkan oleh BSI pada tahun 2025 adalah bullion bank. Peluang ini semakin kuat terutama setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK No. 17 tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion. BSI menjalankan fungsi bullion bank maka BSI berkontribusi pada implementasi strategi hilirisasi pemerintah.
Strategi ekonomi syariah melalui penciptaan sumber pertumbuhan baru tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan tax base dan zakat base, yang pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif.
Hal ini sesuai dengan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah (RP3SI) 2023-2027 yang terbagi dalam 5 pilar, yakni pertama, penguatan struktur dan ketahanan industri perbankan syariah. Diantaranya melalui langkah-langkah seperti konsolidasi Bank Syariah, d.h.i. Bank Umum Syariah (BUS) dan BPRS, serta penguatan Unit Usaha Syariah (UUS) melalui kebijakan spin-off, dan peningkatan efisiensi perbankan syariah melalui sinergi dengan induk.
Kedua, akselerasi digitalisasi perbankan syariah. Pilar ini difokuskan pada penyelenggaraan dan ketahanan teknologi informasi (TI) perbankan syariah, pengembangan modul TI sesuai karakteristik produk perbankan syariah, serta akselerasi digitalisasi layanan perbankan syariah.
Ketiga, penguatan karakteristik perbankan syariah. Pilar ini dilalui lewat penguatan tata kelola syariah (Shari’ah Governance Framework), pengembangan keunikan produk syariah, penguatan peran perbankan syariah dalam keuangan berkelanjutan (sustainable finance), rebranding Perbankan Syariah, serta peningkatan kualitas Sumber Daya Insani (SDI) yang mencerminkan nilai-nilai syariah.
Keempat, peningkatan kontribusi perbankan syariah dalam perekonomian nasional. Pilar tersebut dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi perbankan syariah, penguatan peran perbankan syariah dalam ekosistem ekonomi syariah, peningkatan peran perbankan syariah di sektor UMKM melalui optimalisasi dana sosial dan KUR, serta penguatan implementasi pelindungan konsumen dan masyarakat di industri perbankan syariah.
Kelima, penguatan pengaturan, perizinan, dan pengawasan perbankan syariah. Pilar ini mencakup akselerasi proses perizinan dan penguatan perizinan yang terintegrasi, pengaturan yang berorientasi pada ketahanan, daya saing dan dampak sosial-ekonomi, dengan memperhatikan best practice dan/atau standar internasional, pengawasan berbasis teknologi untuk deteksi dini dan menjaga integritas sistem perbankan, dan pengembangan industri melalui kerja sama dengan lembaga internasional untuk mengembangkan industri secara berkelanjutan.
Selamat Milad BSI ke -4 (1 Februari 2025) Jaya Selalu Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Top 10 Global Islamic Bank. (*)
Penulis: Sunarji Harahap, M.M.
Dosen FEBI UIN Sumatera Utara / Guru Best Teacher SMA Unggulan Al Azhar Medan / Penulis Mendunia / Ketua Dewan Penasehat FOGIPSI Sumut.