EKONOMI SYARIAH SEBAGAI BACKBONE PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Sebarkan:
Sunarji Harahap, M.M
INDONESIA Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar sebagai pasar tumbuh kembangnya ekonomi dan keuangan syariah. Untuk itu, sebagai sarana untuk memberdayakan umat, ekonomi dan keuangan syariah perlu dikembangkan. Sehingga, dapat menjadi salah satu pilar untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional, utamanya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pengembangan ekonomi syariah bukan hanya demi ekonomi syariah itu sendiri, tetapi untuk kemaslahatan seluruh masyarakat Indonesia.

Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah ditempatkan sebagai sebuah pilihan aktivitas ekonomi yang rasional bagi masyarakat. Ekonomi syariah yang berkembang di Indonesia saat ini merupakan hasil perjuangan panjang melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara cermat dan terus menerus dari para pemangku kebijakan dan pelaku ekonomi syariah.

Populasi penduduk muslim diperkirakan akan mencapai sekitar 2,2 miliar jiwa pada 2030 atau tumbuh sekitar 29,4% . Bank Indonesia (BI ) memiliki mimpi yang sama dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. ekonomi syariah layak menjadi arus baru perekonomian Indonesia. Perlu kerjasama dan kesadaran membangun ekonomi keuangan syariah bersama sangat penting baik sosialisasi dalam negeri dan luar negeri.

Pemerintah berupaya memperkuat arah kebijakan dan rencana aksi di sektor ekonomi dan keuangan. konsep ekonomi syariah bersifat universal dan inklusif, dan bahkan telah menjadi pilihan kebutuhan hidup masyarakat. 

Kondisi tersebut merupakan cerminan bahwa terdapat ruang dan peluang bagi Indonesia untuk mampu memenuhi kebutuhan domestik yang begitu besar sekaligus menggaet share perdagangan produk halal di tingkat dalam global Indonesia menargetkan peningkatan peran keuangan syariah rencana strategis pembangunan ekonomi nasional.

Semua usaha dan capaian ini membutuhkan komitmen yang kuat dan terintegrasi dari pemangku kepentingan dalam merealisasikan visi Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia.

Capaian memuaskan perkembangan keuangan syariah Indonesia tercermin dari pertumbuhan institusi keuangan syariah, produk dan layanannya, hingga berkembangnya infrastruktur pendukung keuangan syariah. Bahkan, di pasar global, Indonesia memiliki indeks keuangan syariah terbesar di dunia. 

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses dimana meningkatnya pendapatan tanpa mengaitkannya dengan tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk umumnya sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. 

Kapitalisasi pasar (market cap) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menembus Rp 100 triliun. Capaian ini mendorong bank bersandi saham BRIS tersebut naik peringkat ke posisi 11 dari sebelumnya ranking 13 di perbankan syariah global. 

Pencapaian ini semakin mendekatkan BSI pada salah satu ambisi besarnya, yaitu menjadi Top 10 Global Islamic Bank. Sebagai gambaran, pada akhir 2022 market cap BSI baru mencapai Rp59,51 triliun. Adapun pada Desember 2023 naik menjadi Rp80,26 triliun, tiga tahun sebenarnya masih belum apa-apa, ibarat manusia masih anak kecil, tapi optimis bisa tegak berdiri dan kedepan optimis bisa masuk 10 besar secara internasional.

Kabar gembira ini pun menjadi kado bagi perseroan yang berusia 3 tahun pada 1 Februari 2024. Pencapaian kapitalisasi pasar tersebut terjadi pada penutupan perdagangan bursa diakhir januari 2024, sejalan dengan pergerakan pasar di mana IHSG ditutup positif ke level 7.192,22 atau terapresiasi 0,49%, dimana pada akhir 2022 market cap BSI baru mencapai Rp 59,51 triliun. Adapun pada Desember 2023 naik menjadi Rp 80,26 triliun. 

Pergerakan saham menunjukkan tren positif sejak penghujung November 2023 sejalan juga dengan tren IHSG yang menghijau. Pada rentang November 2023 hingga Januari 2024 harga terendah saham berada di level Rp 1.455 dan harga tertinggi di level Rp 2.180.

Pencapaian tahun ini membuktikan strategic response perbankan syariah yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset.

Upaya memberikan kinerja positif untuk seluruh pemangku kepentingan, serta menjadi mitra perbankan syariah yang handal, tangguh dan unik, sehingga mampu bersaing di dalam negeri dan global. 

Terdapat 2 Faktor Pertumbuhan Ekonomi Syariah

Pertama, pertumbuhan ekonomi syariah di dalam negeri. 

Pertumbuhan ekonomi syariah tak hanya terlihat dari peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah, tetapi juga pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap Pertama, pertumbuhan ekonomi syariah di dalam negeri. 

Pertumbuhan ekonomi syariah tak hanya terlihat dari peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah, tetapi juga pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan berbasis syariah.

Di sisi lain, sektor keuangan syariah yang menjadi pelumas roda ekonomi syariah juga terus menunjukkan perkembangan positif. Data dari BSI Sharia Economic Outlook 2025 menunjukkan bahwa total aset keuangan syariah di Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga Rp 3.430 triliun pada 2025, meningkat signifikan dari Rp 2.744 triliun pada 2024.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan kontribusi sektor halal, pasar modal syariah, dan pembiayaan berbasis Syariah. Ekonomi dan Keuangan Islam sebagai Backbone Pertumbuhan Ekonomi 8%

Kontribusi usaha syariah dan pembiayaan syariah menopang hampir 46.72% (± Rp9.761 Triliun) terhadap PDB nasional tahun 2024. Mayoritas dikontribusikan oleh sektor tertentu, seperti pertanian dan makananminuman halal, PRM, serta fesyen muslim. Pelaku usaha sektor industri halal sebagian besar sektor UMKM.

Kedua, ekosistem halal yang semakin kuat dan terintegrasi.

Indonesia mencatatkan ekspor produk halal senilai USD 41,42 miliar s/d Oktober 2024. Tingginya ketergantungan industri halal Indonesia terhadap bahan baku impor. Jumlah Sertifikasi Halal mencapai 5,7 juta, pelaku usaha 1,5 juta hingga Desember 2024. Namun belum mencapai target 10 juta sertifikasi halal.

Industri keuangan syariah dan industri halal dinilai menjadi bagian penting dalam ekosistem ekonomi syariah, yang dapat mendukung ambisi Indonesia Emas 2045.

Mewujudkan transformasi ekonomi untuk meningkatkan produktivitas melalui peningkatan inovasi iptek, ekonomi produktif (termasuk industri manufaktur, ekonomi dan keuangan syariah, pertanian, ekonomi biru dan bioekonomi, pariwisata, ekonomi kreatif, UMKM dan koperasi, tenaga kerja, serta BUMN), penerapan ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi domestik dan global, serta pembangunan perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.(*)

Penulis : Sunarji Harahap, M.M, Dosen FEBI UIN Sumatera Utara /Best Teacher SMA Unggulan Al Azhar Medan/Penulis Mendunia.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com