![]() |
Plt Kadis Pertanian, menunjukkan tanaman bawang di samping kantornya. (foto:mm/Paber Simanjuntak) |
"Nah, di sini yang menjadi tugas berat kita untuk menyadarkan masyarakat memanfaatkan lahan kosong untuk pertanian dan peternakan," ujar Joni Hutajulu, Kamis (27/3/2025).
Dari segi peternakan, Joni mengambil contoh beternak ayam yang bisa menghasilkan telur perharinya. Tidak harus skala besar, cukup 30 ekor memungkinkan menghasilkan telur sebanyak 20 butir perhari. Belum lagi dari keuntungan ayam pedaging.
"Jangan dilihat dari skala kecilnya, jika dalam satu desa ada 50 rumah tangga beternak ayam petelur. Maka perharinya desa sudah menghasilkan 1.000 telur setiap hari dan sudah mampu memenuhi kebutuhan telur di desa tersebut sebelum usahanya berkembang lebih besar," katanya.
Sementara untuk pertanian dengan memanfaatkan lahan sempit di sekitaran pekarangan rumah dengan menanam sayur mayur, cabai, bawang dan lain sebagainya. Kita mengetahui mayoritas warga Toba memiliki lahan di pekarangan rumah cukup luas.
"Memang jika dihitung dalam satu keluarga, hasil panen sedikit. Tetapi jika di globalkan per desa bisa membentuk satu asosiasi seperti pengepul hasil peternakan dan pertanian untuk pemasarannya," tuturnya.
Dengan demikian secara tidak langsung masyarakat desa, secara berkesinambungan sudah swasembada pangan. Dampak ke depannya bukan tidak mungkin menjadi distributor baru, diawali melakukan hal kecil untuk tujuan yang lebih besar.
"Program ini dapat berjalan melalui kolaborasi dari, Dinas Pertanian, Dinas PMD dan Pemerintah Desa. Dinas Pertanian memberikan pembekalan teknis, Dinas PMD mengarahkan Desa dan Pemerintahan Desa melakukan penganggaran dari Dana Desa," kata Joni menyarankan.
Menurut Joni, program ini merupakan jalan keluar agar kabupaten ini tidak lagi bergantung kepada daerah lain sebagai pemasok telur, sayur mayur dan lainnya. Padahal bisa menyediakan stok pangan sendiri, setidaknya memperkecil pemasok dari luar daerah.
"Terlebih lagi program pemerintah pusat dengan Makan Bergizi Gratis (MBG). Jangan lagi bahan makanan di datangkan dari luar, sehingga perputaran ekonomi berada di tangan masyarakat. Uangnya tidak beredar keluar daerah Toba," katanya optimis. (Paber Simanjuntak)