![]() |
Anggota DPRD Batu Bara dari Frksi PDI Perjuangan, Rusli. (foto:mm/zein) |
TAK Terasa Kabupaten Batu Bara sudah genap 18 tahun. Usia ini akhir masa remaja atau awal dewasa. Pada usia ini, seseorang sudah matang secara fisik dan kognitif dan mulai memikirkan masa depan.
Namun berbeda dengan Kabupaten pemekaran Batu Bara. Di usianya yang ke 18 tahun, kabupaten pemekaran (Asahan) ini, perluasan dan pembangunan Batu Bara dapat dikatakan stagnan. “Idealnya perluasan ibu kota Batu Bara Limapuluh itu mininal 300 hektare,” kata anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, Rusli, Senin (14/4/2025).
Dijelaskan Rusli, sejak awal pembentukan Kabupaten Batu Bara, luas Kelurahan Limapuluh sebagai ibu kota Kabupaten lebih kurang 100 hektare. Semasa kepemimpinan Bupati Zahir, bertambah 50 hektare. “Jadi kondisinya saat ini masih kurang 150 hektare, agar geliat ekonomi sebagai ibu kota benar-benar ideal dan hidup,” terang Rusli.
Selain pelebaran jalan lintas sumatera, yang membentang dari perbatasan Asahan dan Tebing Tinggi, Batu Bara membutuhkan perluasan sarana pendidikan yang memadai, pasar modern, perkantoran, stadion, alun-alun kota hingga peluasan –pemukiman penduduk.
Ke depan, perempatan ibu kota Limapuluh juga akan diperluas yang dilengkapi lampu pengatur lalulintas sebagaimana kota-kota maju. Jadi ke depan tidak ada lagi pos lalu lintas seperti selama ini, semua sudah serba digital yang dilengkapi camera pengawas.
“Jadi kondisi Pos Lalulintas yang ada ini sudah tidak tepat lagi, perempatan diperluas sehingga laju gerak kendaraan semakin lapang yang dipantau CCTV sehingga terkoneksi ke Satlantas dan Dinas Perhubungan,” pungkasnya.
Lalu apa upaya DPRD Batu Bara untuk perluasan? Rusli mengatakan, hingga kini perluasan masih dalam pembahasan di DPRD bersama pihak eksekutif. Tentunya perluasan lahan ibu kota menjadi prioritas, termasuk juga perluasan badan jalan yang saat ini masih bersentuhan dengan pihak perkebunan. (zein)